Posted by : Unknown
Senin, 26 November 2012
Dok, saya bimbang dan akhirnya kembali KO. Kali ini, dia
betul-betul sempurna menelanjangi saya. Saya hanya kuasa memejamkan mata dan
meringis kesakitan! Saya takut, takut sekali ... ! Tapi saya lebih takut kalau
dia menganggap saya tidak sesetia Juliet!
Sejak saat itu, kegiatan kayak gituan selalu menjadi 'upacara
wajib'. Saya seolah-olah telah menjadi istrinya. Kapan dia mau, saya harus
'ready', bahkan untuk tobat atau berhenti, tapi selalu tak bisa menolaknya.
Hingga pada suatu malam, habis menangis, kebetulan kamarku diketuk
seorang teman kuliah yang sangat karib. Dia bak saudara saya. Dia gadis manis
yang beberapa kali mengompori saya untuk main kekosnya agar saya melihat
sendiri kelakuan teman-teman kosnya yang pada 'kelonan' sama pacarnya
masing-masing. Melihat mata saya sembab, dia mengorek penyebabnya. Saya diam
seribu bahasa, namun lama-lama saya pun curhat padanya.
Dok, saya kaget setengah mati ketika dia memutus curhat saya.
Katanya, "Kayak gitu kok sedih. Bukan hanya kamu sayang, banyak
teman-teman kuliah kita kayak kamu. Bahkan, bisa dibilang semua mereka yang
pacaran! Kamu tahu nggak, jujur ya, aku juga gitu ... !"
Saya terperangah. Dia malah tersenyum dan ketawa cekikikan. Lalu,
dia melanjutkan omongannya, "Tapi enak kan ... ?"
Dok, demi Allah, saya tak siap menghadapi ini, dengan mata kepala
sendiri, saya lihat pacar saya itu menggandeng cewek lain di sebuah diskotik.
Saya marah, benci, sedih dan malam itu juga saya telpon dia ke HP-nya. Saya mau
dia menegaskan cintanya pada saya! Saya mau dia bertanggung jawab! Tapi, Masya
Allah Dok, bukan maaf yang saya terima, tapi malah suara tenang nan santai,
"Ketahuilah Sayang, cinta itu tak harus memiliki ... !"
Dok kata-kata itulah yang hingga kini selalu menjejali kepala saya.
Kata-kata itulah yang terakhir kali dia lontarkan pada saya, gadis yang telah
dinodainya ... !
Dok, saya harus bagaimana?"
BEDA CINTA DENGAN NAFSU
Jika seorang pria
benar-benar mencintai wanita tentunya ia akan selalu menjaga dan melindungi
wanita yang dicintainya. Bukan malah menggunakan kata-kata 'cinta' yang indah
dan agung hanya untuk menutupi nafsunya. Perkataan lelaki tersebut bahwa ia
mencintai sang wanita tak ubahnya dengan dia ingin berzina dan menikmati tubuh
sang wanita. Kalaupun sang pria itu benar-benar cinta tak mungkin ia akan
menggiring wanita yang dicintainya ke lembah kenistaan dan jurang kehinaan.
Karena itu, wahai para wanita, waspadalah terhadap tipe pria berbahaya seperti
ini. Pria pembual cinta yang hanya pandai berkata-kata manis, namun di balik
semua itu menuntut hal yang tabu dan haram untuk dilakukan. Awalnya mungkin
hanya usapan dan belaian rambut, besoknya rabaan dan remasan tangan, besoknya
lagi minta ciuman dan akhirnya minta berhubungan badan layaknya suami isteri. Ingatlah,
jika semua perbuatan itu dilakukan sebelum nikah maka terhitung dosa. Allah
Maha Melihat apa yang dilakukan hambanya.
So, Jangan suka ikut-ikutan, belum tentu orang-orang yang kita
ikuti berada di jalan yang benar, apalagi ikut-ikutan melakukan perbuatan yang
menjurus kepada zina. Salah-salah kita yang rugi dunia dan akhirat. Firman
Allah, "Dan janganlah kalian mendekati zina karena itu adalah perbuatan
yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al Israa': 3)
Wanita harus waspada dan bersikap tegas bila ada pria termasuk pacar tercinta yang mulai menyentuh dan meraba-raba bagian tubuhnya. Jangan malah terbuai keenakan dan lupa diri! Jangan sampai pengalaman mahasiswi di atas terjadi pada kita. Oleh karena itu, waspadalah ... waspadalah!
Wanita harus waspada dan bersikap tegas bila ada pria termasuk pacar tercinta yang mulai menyentuh dan meraba-raba bagian tubuhnya. Jangan malah terbuai keenakan dan lupa diri! Jangan sampai pengalaman mahasiswi di atas terjadi pada kita. Oleh karena itu, waspadalah ... waspadalah!
Salam
Ukhuwah,
Yudi
Syahputra
SUMBER
: "Romantika Remaja", Abu Al Ghifari, Mujahid Press 2004