Posted by : Unknown
Senin, 26 November 2012
Setan
sedikit demi sedikit menjerumuskan aku tanpa aku sadari. Ironis, menampakkan
aurat adalah dosa besar, bagiku jadi hal biasa di depan pacar. Benar apa kata
ustadz, setan menjerumuskan manusia sejengkal demi sejengkal. Lagi pula pacaran
memang tidak menguntungkan.
Pernah
aku ingin segera bertunangan, dia malah diam.
Katanya terlalu dini, belum kerja dan masih kuliah. Kondisi kami bukan lagi remaja, tapi sudah dewasa. Apalagi kami sudah hampir menjurus pada zina. Lulus D1, pacaran terus berjalan bahkan pertemuan lebih rutin. Kadang bertemu di mall atau di tempat wisata, di rumah bila keadaan memungkinkan.
Katanya terlalu dini, belum kerja dan masih kuliah. Kondisi kami bukan lagi remaja, tapi sudah dewasa. Apalagi kami sudah hampir menjurus pada zina. Lulus D1, pacaran terus berjalan bahkan pertemuan lebih rutin. Kadang bertemu di mall atau di tempat wisata, di rumah bila keadaan memungkinkan.
Saat
itu dia bergegas pulang. Saat aku buang air kecil, terasa sakit di sekitar
vagina. Muncul perasaan takut. Saya telah melakukan dosa besar. Bagaimana jika
hamil dan ortu tahu? Beribu pertanyaan lainnya menghantuiku.
Seminggu
itu aku sering melamun. Muncul rasa benci terhadap pacarku yang telah
menodaiku, tapi aku sangat mencintainya. Dia telepon, berkali-kali minta maaf
dan pasti jika terjadi sesuatu akan bertanggung jawab penuh.
Apa
yang kutakutkan terjadi. Aku terlambat bulan, bahkan sudah menginjak bulan
kedua. Aku suruh dia beli alat pengetes kehamilan, hasilnya garis dua merah,
pertanda positif hamil. Aku stres berat. Malam sulit tidur, dia juga begitu
katanya.
Sebelum
semuanya gawat, kami memberanikan untuk segera dinikahkan. Kami merahasiakan
bayi dalam kandungan. Dua bulan kemudian menikah, saat itu usia kandunganku
sekitar tiga bulan.
Akhir
bulan ketiga aku keluar darah sangat banyak. Aku keguguran disebabkan aku
sangat capek saat pernikahan, siang malam terima tamu. Tapi aku lega, suamiku
sujud syukur. Dia lebih sayang lagi ketika tiga bulan setelah nikah aku hamil.
Kami
bahagia, cinta yang menyebabkan kami saling menyayangi dalam kondisi apapun.
Namun perasaan berdosa tak pernah hilang dalam ingatan kami.
Pacaran Bukan Jalan Terbaik !
"Siapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi-sepi berduaan
dengan wanita yang tidak didampingi muhrimnya, sebab setan akan menjadi
ketiganya." (HR. Ahmad)
Kisah di atas menunjukkan kebenaran sabda Nabi saw. bahwa tidak akan pernah selamat dari godaan setan jika tidak berusaha menahan dan menghindarinya. Perbuatan zina mereka adalah memalukan dan termasuk dosa besar.
Kisah di atas menunjukkan kebenaran sabda Nabi saw. bahwa tidak akan pernah selamat dari godaan setan jika tidak berusaha menahan dan menghindarinya. Perbuatan zina mereka adalah memalukan dan termasuk dosa besar.
Masa
pacaran adalah masa ketika rasa suka dan duka tumpah ruah dalam romantika hidup
yang tiada tandingan, serasa dunia milik sendiri. Umumnya generasi muda tidak
menyadari bahwa pacaran bukan jalan terbaik untuk menjalin cinta kasih. Pacaran
adalah jalan yang menghantarkan pada aib, kerusakan moral dan harga diri yang
tergadaikan.
Islam
sama sekali tak mengenal pacaran, yang ada hanya khitbah dan setelah itu nikah.
Hal ini dapat lebih menjaga kehormatan dan harga diri.
Dalam
pacaran terdapat banyak fitnah atau bahaya yang dapat muncul dan dimanfaatkan
setan untuk menjerumuskan manusia ke lembah kenistaan, seperti :
1.
Pandangan yang bermuatan syahwat
"Pandangan
adalah anak panah beracun dari anak panah iblis, siapa yang dapat
menghindarinya karena takut kepada Allah, ia akan dikaruniai Allah keimanan
yang terasa manis di dalam hatinya." (HR. Hakim)
2.
Kontak fisik
"Kepala
salah seorang diantaramu ditikam dengan jarum dari besi adalah lebih baik
daripada menyentuh seseorang yang bukan muhrimnya." (HR. Tabrani)
3.
Zina
Allah telah memerintahkan untuk tidak
mendekati zina dalam Alqur'an. Jika mendekatinya saja tidak boleh apalagi
melakukannya. Hubungan intim di luar nikah adalah perilaku nista dan aib yang
teramat besar di hadapan Allah.
Ingatlah Allah Maha Melihat segala apa yang dilakukan hamba-Nya.
Ingatlah Allah Maha Melihat segala apa yang dilakukan hamba-Nya.
So,
SAY NO TO PACARAN !
Salam Ukhuwah,
Yudi Syahputra
SUMBER
: "Romantika Remaja", Abu Al Ghifari, Mujahid Press 2004