Posted by : Unknown
Senin, 26 November 2012
Kami
berangkat bersama pasangan masing-masing. Sebuah koran pernah memberitakan,
ditemukan puluhan kondom di bekas camping siswa SMU di sebuah tempat wisata,
itulah (mungkin) bekas kelopok kami atau yang lain, karena ganknya bukan hanya
kelompok kami.
Hampir
seluruh kelompok kami pernah hamil termasuk saya. Kami punya langganan dukun
anak yang bisa menggugurkan kandungan. Sekalipun aborsi sangat berbahaya, kami
terpaksa melakukannya. Biasanya kami diantar yang lain. Jika itu terjadi, kami
bolos beberapa hari dengan alasan sakit. Hal itu terulang hingga tamat SMU, ada
yang hamil tiga kali, saya hanya dua kali. Setelah itu sekalipun pacar tidak
pakai kondom, saya tidak hamil.
Dua tahun
tamat SMU saya menikah dengan teman satu kerjaan. Dia baik, lebih dewasa dan
dari keluarga baik-baik. Saya berpikir ini saatnya menebus dosa-dosa saya. Saya
ingin setia mengabdi pada suami. Saya keluar kerja dan konsentrasi di rumah.
Namun
sepandai-pandainya menyembunyikan terasi baunya tercium juga. Suamiku sering
tanya mengenai saya terutama malam pertama dulu ketika ia mendapatkan saya
tidak perawan lagi. Akhirnya ia dapat informasi yang membuatnya stres. Dia
sering mengeluh, hingga setahun bahkan hampir dua tahun belum dikaruniai anak.
Dari pemeriksaan dokter disebutkan, saya mandul karena pernah keguguran. Mendengar
itu suamiku kaget karena selama ini hamil pun belum pernah. Mungkin ini akibat
aborsi dulu.
Saya
sadar masa lalu yang hitam pekat. Kemandulanku adalah buah perbuatan bejatku.
Setahun setelah itu, dia kurang bersemangat terhadapku. Saya hanya 'dipakai'
sekali-kali, itu juga dapat dihitung dengan jari dalam setahun. Dia kadang
malas pulang ke rumah. Saya ingin cerai tapi takut karena merasa bersalah. Aku
pasrah akan menerima segala konsekuensi hidup ini.
Tangisan saya meledak, ternyata suamiku nikah lagi dan istrinya tengah mengandung enam bulan. Sakit hati ini. Dunia serasa mendung, awan pekat bergelayutan di mataku. Semula dia bingung menghadapiku namun akhirnya cuek.
Tangisan saya meledak, ternyata suamiku nikah lagi dan istrinya tengah mengandung enam bulan. Sakit hati ini. Dunia serasa mendung, awan pekat bergelayutan di mataku. Semula dia bingung menghadapiku namun akhirnya cuek.
Ibu
menyarankan menggugat cerai, tapi aku menolak. Biarlah, mudah-mudahan bisa menghapus
dosa-dosaku di masa lalu. Saya terkadang pergi ke tempat dulu dan menangis
sekeras-kerasnya, mengapa tanah itu mengizinkanku bermaksiat.
Kesucian Seorang Wanita
Pandangan
mereka terhadap kesucian dan keperawanan mulai bergeser. Saat ini banyak gadis
mengorbankan kesuciannya sebelum nikah. Perawan berarti juga suci, jadi wanita
yang dapat menjaga keperawanannya disebut sebagai wanita yang dapat menjaga
kesucian. Keperawanan bagi seorang pria teramat penting, karena wanita yang
tidak perawan lagi biasanya dinilai sebelumnya ada yang 'mendahului' dan sangat
mungkin menjadi pondasi keretakan rumah tangga.
Dalam
sebuah harian lokal Yogyakarta, Triwidyastuti dari Fakultas Tarbiyah jurusan
KI, UIN Sunan Kalijaga berpendapat bahwa kesucian seorang wanita tak hanya
dilihat dari masih utuh atau sudah robeknya selaput dara yang dimilikinya.
Pergaulan sehari-hari dan busana yang dipakai juga mempengaruhi masih suci atau
tidaknya wanita. Apalagi fenomena pacaran saat ini yang tak hanya bersentuhan
kulit tapi juga dibumbui kissing, necking, petting, dan bahkan intercourse.
Teman
pergaulan pun sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian dan perilaku. Oleh
karena itu pilihlah teman yang baik dalam bergaul. Teman yang dapat saling
memberi manfaat, teman yang shalih dan shalihah. Jadi, jangan salah pilih,
telitilah sebelum memilih! Salah pilih teman pergaulan bisa berakibat fatal
seperti kisah di atas.
Remaja
Islam yang gaul adalah remaja yang taat beribadah, menjalankan semua perintah
Allah dan menjauhi segala larangannya.
Salam
Ukhuwah,
Yudi
Syahputra
SUMBER :
"Romantika Remaja", Abu Al Ghifari, Mujahid Press 2004